Bantal dan kecelakaan
Bantal dan Kecelakaan
Suatu hari di saat aku baru terlahir di dunia, aku tidur
ditemani bantal. Di kepala dan di samping kiri dan kanan ku ada bantal. Bantal
adalah teman saat kapanpun, di saat sedih, senang selalu ditemani bantal.
Bantal adalah teman yang setia, dari kecil hingga besar saat
ini, siang dan malam. Tiba di suatu hari, sakit kapala ku terasa sangat kuat,
bantallah yang menopang kepalaku di saat tertidur.
Bantal juga disebut sebuah tas lembut dari beberapa materi
hias, diisi dengan wol , rambut, bulu , poliester staple fiber, non-woven
material, atau bahkan kertas robek menjadi fragmen-fragmen.
Ini dapat digunakan
untuk duduk atau berlutut atas, atau untuk melunakkan kekerasan atau kekakuan
karena kekurusan dari kursi atau sofa.
Bantal dapat digunakan sementara di luar, untuk melunakkan
keras tanah .
Mereka dapat
ditempatkan pada sunloungers dan digunakan untuk mencegah gangguan dari lembab
rumput dan menggigit serangga .
Beberapa dialek yang
menggunakan bahasa Inggris kata ini untuk merujuk kepada bantal juga.
bantal adalah artikel yang sangat kuno dari furnitur ,
persediaan isi istana dan rumah besar di awal Abad Pertengahan terus
menyebut-nyebut tentang mereka.
Bantal kemudian sering
ukuran besar, ditutupi dengan kulit , dan cukup kuat untuk melayani sebagai
tempat duduk, namun kecenderungan stabil furniture semua telah tumbuh lebih
kecil dengan waktu.
Bantal itu, memang, yang digunakan sebagai tempat duduk di
semua acara di Prancis dan Spanyol pada masa kemudian banyak yang sangat, dan
Saint-Simon saatnya 'kita menemukan bahwa di pengadilan Spanyol mereka masih
dianggap sebagai pengganti terhormat khusus untuk kursi.
Ketika kursi kasar dan
keras, bantal mungkin telah keharusan, mereka kini salah satu kemewahan kecil
kehidupan.
Bantal juga bisa di jadikan sebagai bidang olahraga,
contohnya dalam bidang meninju. Bantal guling di gantung lalu kamudian di
tinju-tinju layaknya seperti kita latihan tinju. J
Bantal juga menjadi penghilang rasa sakit, contohnya di saat
kita ingin terjatuh di lantai, ternya ada bantal yang menyambutnya.
Beberapa waktu yang lalu aku pernah kecelakaan di jalan raya.
Kita mulai dari awal saat pagi hari. Waktu itu aku bangun dari tidur setelah
sahur di bulan puasa, aku pagi-pagi itu menjaga warung. Kemudian tiba panggilan
untuk Ibu ku untuk pergi ke kantor yang ada di daerah kami. Ibu meminta aku
untuk menemaninya pergi kesana. Aku pun mengenakkan pakaian yang agak rapi gitu
agar tidak mencolok. Dan kamipun mulai pergi menuju ke tkp, aku selalu melihat
kebawah karna bajuku selalu terbuka oleh angin. Pas di saat dalam perjalanan,
akupun melihat kembali kebawah untuk melihat bajuku yang terbuka itu. Dan bupp,
aku menabrak mobil.
Aku merasa pusing setelah kejadian tersebut, akupun menunggu
agak terlalu lama karna tidak ada orang yang menolong karna sepi. Kebetulan
teman Ibuku lewat dan melihat kami. Kamipun langsung pergi ke puskesman
terdekat disana. Sesampainya disana, aku disuruh berbaring dan ditemani bantal
lagi. J
Kemudian dokter melihat jari manis sebelah kanan aku yang
berdarah, kukuku terlepas dan banyak darah yang keluar dari kuku itu seperti
air mengalir saja. Rasa saat pertama itu tidak ada rasa sama sekali karena
mungkin karena terkejut dan terhempas di kendaraanku. Awalnya tidak keluar
darah sama sekali dan lama-lama keluar darah pelan-palan menjadi banyak. Aku
pakai baju putih waktu itu, namun bajuku itu tidak terkena darah setetes pun
dari jari aku itu. Namun didalam bajuku itu ada luka karena terhempas
dikendaraanku. Cuma goresan kecil yang dapat mengeluarkan darah beberapa tetes
kecil saja.
Setelah di periksa oleh dokter, aku disuruh oleh dokter itu
untuk minum alias buka puasa. Karena pada saat itu kondisi aku lemah
seolah-olah lemah tak berdaya,, hihihi..
Aku pun meminum air yang di berikan dokter itu. Setelah
beberapa menit, aku merasa tidak pusing-pusing lagi. Jari aku yang terluka itu
pun segera di beri obat dan dibersihkannya. Kemudian dokter itu tidak tahu
kalau kuku aku itu sudah terlepas dan memalutnya dengan perban.
Setelah selesai di obati, dokter itu menyuruh kami untuk datang
beberapa hari lagi untuk mencabut kuku tersebut. Setelah beberapa hari, aku dan
ibuku pergi ke dokter itu lagi untuk melihat kukuku dan mengambil obat lagi.
Di periksanya lagi kuku aku itu dan ternyata kukuku tidak ada
lagi kata dokter itu dan memang kuku itu tidak ada lagi di situ. Dan dokter itu
bilang, “Alhamdulillah, kukunya sudah terlepas.. dll”
Aku pun pulang dengan rasa yang legah karena kukuku ternyata
sudah terlepas akibat kecelakaan itu. Seandainya tak terlepas, hmm.... pasti
aku tidak puasa lagi.
Setelah beberapa minggu kejadian, aku beralih menggunakan
plaster karena lukanya udah lumayan kering. Lukanya itu dalam, bahkan tulang
jari manis ku itu terlihat. Saat membuka plaster dari luka di jari ku itu,
awalnya tidak ada yang menempel pada luka itu. Setelah beberapa kali pemakaian,
plaster itu melekat pada luka yang agak kering dan plaster itu menempel pada
luka aku. Akupun terpaksa membuka plaster itu dan tahu akibat yang ditimbulkan
saat setelah melepaskan itu.
Setelah plaster itu terlepas, dan kulit jariku robek lagi,
maka keluarlah yang namanya darah. Meskipun sobekan akibat plaster itu kecil,
namun darah yang keluar cukup banyak.
Beberapa bulan kemudian, luka pada jari tanganku itu mulai
sembuh, namun masih membekas. Kuku baru pun mulai muncul dan selama itu bantal
selalu menemani. Apalagi Ami, seseorang yang paling aku hm hm kan,, ^^
terimakasih Ami.
Sudah menerima aku apa adanya.
Sekian cerpen yang saya tulis tentang bantal namun agak
melenceng dari itu, atas perhatian pembaca saya ucapkan terimakasih.
Comments
Post a Comment